visitbawean01 ~ Perbedaan Kurukilum Merdeka dengan kurikulum 2013 tentang konten. Kurikulum 2013 dikenal sebagai kurikulum yang kaya akan konten. Jumlah konten atau materi pelajaran yang selanjutnya disebut materi di setiap mata pelajaran, relatif lebih banyak. Karena seolah - olah berpacu dengan waktu dalam menyampaikan materi ajar.
Akibatnya, guru tak dapat cukup waktu untuk mendalam materi ketika mengulasnya. Materi yang tersampaikan kepada siswa cenderung hanya bersifat dasar dan permulaan saja. Akhirnya siswa lemah dalam penguasaan konsep materi.
Hal seperti itu berlangsung cukup lama, yaitu selama semasa diberlakukannya kurikulum 2013 dan bahkan pada masa-masa sebelum kurikulum 13.
Dampak yang paling terasa sekali adalah ketika masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sampai - sampai pemerintah dalam hal ini diwakili Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) harus melakukan beberapa tindakan "darurat" pendidikan. Yaitu menyederhanakan kurikulum 2013 yang sudah ada.
Dengan cara seperti ini, memilih materi yang lebih esensial. Materi yang tak esensial tak lagi diajarkan kepada siswa. Dengan demikian, jumlah materi semakin berkurang.
Bahkan untuk memberi ruang lagi bagi sekolah agar dapat beradaptasi dengan pandemi covid-19, pemerintah memberi "kemerdekaan" terhadap sekolah - sekolah untuk menyederhanakan kurikulum 2013 sendiri.
Sehingga selama pandemi Covid-19 melanda, ada beberapa alternatif kurikulum yang dapat dipilih dari salah satu pilihan itu oleh sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Meliputi : kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe.
Itulah sebabnya, pemerintah akhirnya merancang kurikulum yang didasarkan hasil evaluasi. Kemudian kita mengetahui nama rancangan kurikulum itu adalah "kurikulum merdeka", yang menurut saya punya kemiripan dengan kurikulum prototipe.
Kurikulum merdeka menitikberatkan terhadap pengurangan materi atau konten ajar, diyakini dapat mengurangi beban siswa. Karena, sebelumnya siswa harus menanggung begitu banyak beban atau materi ajar.
Mereka dituntut menyelesaikan materi tertentu dalam satuan waktu yang telah ditentukan. Kalau tidak dapat menyelesaikan, mereka dianggap belum tuntas dalam proses belajarnya. Inilah yang menjadi beban begitu berat bagi siswa.
Oleh karena itu, kurikulum merdeka tak hanya disambut baik oleh para siswa, tapi juga wali murid Bahkan gurupun. Sebab, guru tak lagi harus menyiapkan banyak topik materi pengajaran. Memang dengan jumlah materi yang tak sebanyak materi seperti pada kurikulum 13, kita tidak boleh lengah. Guru tak boleh berpikiran bahwa kalau dahulu ada banyak materi atau konten dapat tertangani dengan mudah, apalagi kini yang sedikit materi atau konten tentu mudah tertangani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar