Tampilkan postingan dengan label Cerita Rakyat Bawean. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Rakyat Bawean. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Juni 2022

ASAL USUL DANAU KASTOBA (Part 3)

visitbawean01~Cerita Rakyat Bawean 

Part 3

                  Terbentunya Danau kastoba

    Akhirnya, seorang kakek yang sejak tadi mendengar percakapan kedua burung gagak mulai penasaran. Dengan susah payah akhirnya kakek tua itu berhasil meraih daun pohon kastoba itu, kemudian dia mengusapkan getah daunpohon itu ke kedua matanya sesuai dengan percakapan burung gagak tadi.

    Diuspkanlah getah daun kastoba denganpenuh hati - hari. Setelah mengusapkan getah daun kastoba itu kedua mata kakek berlahan - lahan mulai terbuka. Dia merasakan keajaiban yang luar biasa yang selama ini ia impikan. Hingga kedua matanya dapat melihat lagi.

    Betapa bahagianya Dia. Kerena hal yang ia dambakan selama ini terjawab. Kakek tua itu kemudian berdiri untuk melihat keatas pohon kastoba. Dilihatnya dengan penuh teliti satu persatu ranting demi ranting guna mencari sumber suara burung gagak. Benar saja, tamapak di sela - sela ranting pohon itu ada sepasang gagak yang tadi berbincang. Kemudian kakek tua segera meluapkan kegembiraanya dengan mengucapkan terimah kasih kepada gagak itu. Dengan suara menggelegar sampai keantero hutan.

    "Terimah kasih gagak atas saran - saranmu, kini mataku sudah sembuh". Ucap kakek dengan suara keras. Hingga memecah suasana heningnya hutan kala itu.

    "Terimah kasih gagak, aku takkan lupa atas semua jasa - jasamu.". Kembali kakek berterik secara berulang dan keras. Sampai semua hewan yang berada di hutan mendengar keriuhan teriakan kakek itu.

    Pengawal kerajaan kerajaan yang bertugas sontak kaget dengan kejadian ini. Ia begitu panik dan kecewa. Lalu ia pergi keistana unuk menghadap Ratu Jin guna melapor atas kejadian itu.

  Matanya Ratu Jin memerah, nafasnya terengah - engah menahan rasa kecewa yang amat dalam, Keringat bercucuran dari keningnya. Mendengar laopran para pengawalnya. Kini rahasia kerajaanya telah terbongkar keberadaannya. Pohon yang semula diagung - agungkan akan kesaktiannya kini telah diketahui oleh bangsa manusia.

    Dengan penuh marah yang sudah tidak terkontrol lagi. Dia menghampiri pohon kastoba kemudian dia memegang erat batangnya. Dengan seluruh kekuatan yang miliki Ratu Jin. Ia mencabut Pohon itu,  lalu dan melemparnya kelaut. Dalam keadaan terbalik pohon itu tercebur ke dalam kelaut. Kemudian memutari pulau majeti hingga akhirnya tenggelam tak tampak lagi.

    Kemarahan Ratu Jin tidak berhenti sampai disitu dan terus memuncak. "Wahai gagak pergilah kau dari pulau majeti, saya tidak mengizinkan kau beserta anak cucumu tinggal di pulau majeti lagi"Ratu Jin berteriak sangat keras. Kemudian gagak bergegas terbang jauh. Inilah kisah kenapa gagak sampai sekarang tidak pernah ditemukan lagi di pulau ini.

    Bekas cabutan pohon kastoba. Tiba - tiba air keluar dari bekas cabutannya. Genangan air yang keluar ya banyak, hingga menyerupai telaga. Hingga sekarang bekas cabutan pohon kastoba yang mengeluarkan air itu diberi nama "Danau kastoba".

Bede olak opas nontong kolare, Pas mare😆

Kamis, 09 Juni 2022

ASAL USUL DANAU KASTOBA (Part 2)

visitbawean01~Cerita Rakyat Bawean

Part 2

                  Sang Patapa Yang Buta



    Para pengawal kerajaan Ratu Jin sili berganti melayani segala kebutuhan burung gagak. Akan tetapi burung terus menerus berbincang tentang ke saktian pohon itu, inilah yang menjadi kelemahan mereka. Seakan hal ini bukan rahasia yang perlu dirahasiakan lagi. inilah kecacatan utamana dari kedua gagak itu.

    Singkat cerita, kemarau panjang menimpa pulau majeti. Suasan panas mentari begitu sangat terasa menyengat. Tumbuhan sekitar pohon kastoba banyak yang meranggas. Satwa liar banyak yang kehausan akibat kekeringan. Nampak dari kejauhan seorang kakek tua renta yang sedang berjalan tertatih - tatih. Dengan tubuh lemah dan kulit yang keriput dia tampak berjalan penuh lelah di raut wajahnya. Kadang dia merabah, terjatuh sempoyongan seakan memohon belas kasihan dari mahluk lainnya.

    Kakek itu terus melanjutkan perjalanannya.  Walau dengan susuh payah. Hingga akhirnya dia sampai dibawah pohon kastoba yang dijaga oleh burung gagak. Kerindangan pohon kastoba itu membuat kakek nyaman berada di bawah pohon ini. Sehingga ia berencana untuk menetap dan melanjutkan pertapaannya guna menyembuhkan kedua matanya yang buta itu. 

    Tanpa terasa waktu siang berganti menjadi waktu senja. Udara sekitarpun berubah semakin sejuk dari awalnya yang terasa menyengat. Kakek tua yang diterpa oleh semilir angin berhembus sepoi - sepoi serta sejuknya suasan hutan membuat sang kakek mulai mengantuk. Sesekali dia menoleh kekanan dan kekiri,  Seolah ada sesuatu yang dia cari. Tanganya merabah kesan kamari untuk mencari tempat yang nyaman untuk bersandar. 

    Ketika ia sudah mendapatkan tempat yang nyaman untuk bersandar. Dia segera membaringkan diri untuk istirahat. Akibat lelah dan letih karena sudah seharian berjalan. Iapun mulai menyandarkan tubuhnya. Akan tetapi, sebelum dia benar - benar terlelap tidur,  antara sadar dan tidak. Sang kakek mendengar suara percakapan yang  terdengar begitu aneh. Rupanya itu bukan berasal dari percakapn manusia, Melainkan dari bangsa burung tepatnya burung gagak yang menjaga pohon kastoba kesayangan Ratu jin. Lalu sang kakek memasang telinganya. Ia menyimak pembicaraan tersebut.

    "Kasihan kakek ini". Kata gagak jantan.

    "Kenapa?". Kata sang betina.

    "Lihatlah disana!. Dia terlihat sangat menderita kebutaan berpuluh-puluh tahun lamanya. Pergi Kesana kemari untuk mencari obat buat kedua matanya". Tambah gagak jantan.

 "Padahal obatnya sanagt mudah. Tinggal petik daun pohon kastoba ini , lalu getahnya di teteskan ke kedua kematanya. Seandainya Ia tau bahwa obatnya sangat mudah. Niscaya dalam waktu singkat dia akan dapat melihat kembali seperti sedia kala. Sambung gagak betina.

    Mendengar percakapan antara kedua burung gagak itu, sang kakek menjadi sangat penasaran. Keinginnannya untuk menyembuhkan matanya semakin bertambah kuat. 

    Hari berganti begitu cepat, sang kakek tetap berada di bawah pohon Kastoba itu guna melanjutkan pertapannya. Namun ketika ia sedang khusuk bertapa percakapan sepasang gagak terus terdengar lagi.

    "Kau masih ingat tentang perkataan dari sang Ratu, bahwa pohon ini memiliki khasiat yang sangat luar biasa untuk semua kehidupan. Oleh karena, itu kita ditugaskan untuk menjaga pohon kastoba ini. Kita tidak boleh lengah dan tetepa menjaga kerahasiannya". Kata gagak betina.

     "Kita jangan menyia-nyaiakan tugas yang mulia ini. Kita harus bekerja dengan sungguh-sungguhdan penuh tanggung jawab. Jika rahasia ini bocor kita akan dikutuk dan di usir jauh dari dari sini". Imbuh gagak betina.

    Kakek yang mendengar pembicaraan sepasang gagak tersebut dibuat keheranan. Dia semakin penasaran akan kebenaran dari yang ia dengar tadi. Terlebih lagi pembicaraan burung gagak itu sangat menggangu tidur sang kakek. Pembicaraannya dilakukan hampir tiap hari. Dia tersinggung karena sudah cukup lama dia mencari obatnya kemana - mana belum jua mendapatkan yang ia cari.

    "Bertahun - tahun dia mencari obat untuk kedua matanya, hingga badannya menjadi kurus kering. Mencari kesana kemari melewati berbagai halangan dan rintangan.  Sekarang sudah sampai ditempatnya dia malah diam saja tak berbuat apa - apa. Bodoh sangat dia". Kata sang gagak betina.

    "Ssssst jangan keras - keras  Nanti dia dengar pembicaraan kita". Gagak jantan.

    Kemudian gagak itu diam sesaat. Sang kakek yang menunggu percakapan kedua burung gagak berikutnya. Semakin heran dan penasaran dibuatnya. Dia merenung sambil berpiki panjang.  Apa mungkin percakapan itu benar atau hanya halusinasi. Sambil memegang kepalanya, ia pun berpikir keras sambil mengingat petunjuk yang dibicarakan tadi.

    Dengan tekad yag kuat, akhirnya ia bangkit dari tempat pertapaanya. Berjalan sambil merabah daun yang dimaksud oleh kedua gagak itu. Setalah ia mendapatkan daun yang ia maksud, kemudian dipetiklah sehelai daun itu. kemudian ia meneteskan ke dua matanaya denga penuh harap.

Bersambung ... .

Apa yang terjadi dengan kedua mata kakek tadi ?

Bagaimana nasib kedua burung gagak itu?

yuk lanjut ke part 3

  

Rabu, 08 Juni 2022

ASAL USUL DANAU KASTOBA (Part 1)

visitbawean01~Cerita Rakyat Bawean 


Part 1

                       Tugas Mulia Untuk Sang Gagak




    Dikisahkan, dahulu tumbuhlah sebuah pohon besar, rindang dan anggun ditengah - tengah pulau bawean . Pohon ini bukanlah pohon seperti pohon pada umumnya. Pohon yang satu ini memiliki keistimaawan tersendiri. Keanggunannya membuat siapa saja yang beristirahat di bawah pohon ini menjadi betah. Pohon ini juga memiliki daun yang rindang,  membuat siapapun dapat meraih daunnya dengan mudah dari bawah.

    Pada waktu itu pulau Bawean masih lebih dikenal dengan sebutan majeti. Pulau majeti pimpin oleh ratu Jin yang sangat gagah dan berwibawah. Ratu Jin begitu dihormati dan dihargai. Bukan hanya rakyatnya di pulau Majeti, ratu jin ini terkenal diseluruh kawasan. Ratu Jin memiliki sebuah pohon ajaib yang mempunyai keistimewaan dan kesaktian luar biasa, inilah penyebanya. 

    Ratu jin sangat rajin merawat pohon kesayangnya. Dalam upaya Sang Ratu untuk selalu melestarikan pohon tersebut. untuk itu Ratu Jin selalu menugaskan pengawalnya untuk merawat dan menjaganya. Sampai disuatu saat ratu Jin bermaksud untuk menugaskan burung gagak menjaga pohon itu. 

    "Pengawal...!"

    "Ya Ratu"

    "Jemputlah  gagak jantan dan gagak betina yang berada di pantai!", Sambil menujuk ke arah yang ia maksud.

    "Baiklah ratu" kata pengawal.

    Berangkatlah pengawal tersebut untuk mencari sepasang gagak itu. Setelah ditemukan oleh pengawal Ratu Jin, sepasang  gagak itu kehadapan Ratu Jin. Maka bersabdalah Ratu Jin.

    "Wahai burung gagak, kalian saya tugaskan untuk menjaga pohon kastoba, maukah engkau mengemban tugas ini?"

    "Dengan senang hati" Jawab sang gagak penuh semangat.

    "Bagus, kalian telah menjalankan tugas kerajaan ini dengan sangat berhasil selam ini". Tambah Ratu Jin.

    "Tugas apa gerangan". Kata sang gagak.

    Ratu Jinmenjelaskan, "sudah waktunya engkau mengetahui rahasia yang tersimpan di kerajaan ini. karena engkaulah gagak adalah kepercayanku dan jabatanmu di kerajaan ini juga sangat tinggi. Tapi sebelumnya saya ingatkan,  kau harus menjaga kerahasiannya jangan sampai bocor ke bagsa manusia". 

    "Kerajaan ini memiliki sebuah Pohon kastoba  yang sakti   berada ditengah-tengah pulau majeti. Dengan adanya pohon kastoba ini kerajaan kita menjadi masyhur dan di seganani di nusantara. Seluruh bagian dari pohon kastoba ini mempunyai Khasiat bagi seluruh kehidupan di muka bumi ini". Sambung Ratu Jin

    "Oya ?". kata kedua gagak sedikit kaget.

    "Berbagai jenis penyakit dapat disembukan dari bagian pohon itu. Mulai dari akar, batang dan rantingnya. Sehelai daunya saja dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bunganya dapat membuat ilmu kebal bagi pemiliknya". lanjut  Ratu Jin.

    "Wah, sakti sekali". celetuk burung gagak.

    "Tugas yang saya berikan adalah menjaga seluruh bagian pohon kasroba tersebut. Seluruh bagian - bagiannya mulai dari akar, batang, ranting, daun. Gangguan dan ancaman itu dapat berupa dari luar maupun dari dalam kerajaan ini". Titah Sang Rati.

    "Oleh karena itu kau gagak harus melaksanakan tugas ini sebaik mungkin. Awasi sekelilingmu mulai dari bawah, disamping,  maupun dari atas. Jika ada hal yang mencurigakan segera lapor ke pengewal kerajaan agar segera kami tindak". Sambung Ratu Jin.

    Kedua Burung gagak tidak menjawab sepatah kata pun. Walaupun tugas yang mereka dapatkan sangat berat dan sangat beresiko. akan tetapi mereka bangga atas kepercayaan Ratu Jin kepada gagak. Meraka begitu serius memperhatikan segala anjuran Ratu Jin dengan seksama. 

    "Awas jangan sampai lenga, apalagi sampai ada bangsa manusia yang mengetahul hal ini. Jika seorang saja ada yang mengetahui tentang khasiat pohon itu. Maka dalam waktu singkat pohon kastoba itu akan musnah tak tersisa. Karena meraka begitu serakah. Tidak mau memikirkan untuk anak cucunya kelak dikemudian hari".

    "Baiklah". Kata burung gagak itu

    "Hai gagak engkau jangan Khawatir. Dalam menjalankan tugas kerajaan,  kalian akan akan di bantu oleh para pengawal. Sekarang kalian dapat pergi ke tempat tugas". Dengan penuh semangat gagak segera pergi.

    "Oooo, Tunggu dulu. saya akan berpesan kepada para pengawal kerajaan. Kalian anatar burung gagak dan persiapkan segala sesuatunya". imbau Ratu Jin untuk yang terakhir kalinya.

       Ketika semuanya sudah selesai maka burung gagak segera bergegas berangkat ketempat pohon kastoba itu. Siang malam  mereka menjaga pohon keramat tersebut dengan penuh sermat dan hati - hati.

Bersambung......

Akankah burung gagak berhasil?

Ataukah mereka gagal ?

Yuk simak kelanjutannya !

 

Selasa, 07 Juni 2022

ASAL USUL NAMA PULAU BAWEAN

visitbawean01~Cerita Rakyat Bawean 


                   ASAL USUL PULAU BAWEAN



    Semula Bawean bernama pulau majeti atau pulau majdi. Kata majdi itu sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yang berarti uang logam. Mengapa dapat di katakan sebagai uang logam? hal ini karena pulau memiliki  berbentuk menyerupai uang logam yang bulat. Terus mengapa Pulau ini berubah nama menjadi Pulau Bawean ?

    Dikisahkan, ketika Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan. Kerajaan majapahit berkeinginan  untuk menyatukan seluruh nusantara. Oleh sebab itu, diutuslah pasukan armada - armada laut Majapahit nan tangguh  keseluruh nusantara, tak terkecualike invasi ke Pulau Bawean.

    Diperjalanan, tepatnya di tengah laut Pulau Jawa. Pasukan armada laut Majapahit mendapatkan masalah serius. Sehingga membuat pasukan Majapahit itu terkatung - katung tak tenru arah ditengah laut. Mereka diterpa angin ribut yang begitu dahsyat serta gelombang air laut yang cukup tinggi, langit yang semula cerah berubah menjadi berkabut sehingga mereka berminggu - minggu lamanya ditengan laut lepas. Banyak dari pasukan armada laut Majapahit yang sakit bahkan meninggal dunia. Hal in diakibatkan oleh kelaparan, dahaga, panas dan dinginya air laut yang menyerang tubuh mereka,  hal ini juga menyebabkan pasukan aramada laut Majapahit tinggal beberapa orang saja yang tersisa.

    Ketika badai yang menimpa mereka meredah. Nampak dari kejauhan tepatnya di ufuk timur tempat matahari terbit. Samar - samar terlihat sebuah gugusan gunung memanjang dan menjulang tinggi. Matahari semakin naik dan sinarnya semakin terang sehingga tampak jelas pulau terebut. Bergegaslah para prajurit armada laut yang tersisa menuju ke pulau itu. 

    Dengan tenaga yang tersisa, mereka mengerahkan segala tenaganya untuk mencapai pulau itu. Ternyata disana ada sebuh pulau kecil yang indah. Merekapun lalu ditolong oleh penduduk setemapat dengan ramah. Dilayani dan dirawat dengan sepenuh jiwa dengan memberi merka makan, pakaian dan perlengkapan lainnya.

    Merekan sangat gembira, hingga tanpa mereka mengeluarkan sebuah kata BA-WE-AN. Kata ini berasal dari bahasa sansakerta yang bermakna BA artinya sinar WE artinya Matahari AN artinya ada. Jadi BAWEAN secara utuh memiliki makna "Sinar Matahari Ada". Kemudian rangkaian kata yang indah ini, terucap terus menerus sebagai benruk ungkapan kegembiraan.

    Kini mereka hidup menetap bersama penduduk setempat dengan damai, membaur menjadi satu dengan mereka. Dengan segala kehidupan dan kebudayaan baru yang terbangun. Meraka tidak punya hasrat lagi untuk kembali ke Kerajaan kemajapahit. Hidup di pulau yang baru itu membuat mereka sangat nyaman, aman dan damai.

    Sejak saat itulah Mereka menyebut pulau ini dengan sebutan Bawean. Sebutan Pulau madji yang menjadi nama semula seiring berubahnya waktu kian tak terdengar lagi berganti menjadi Pulau Bawean.