Kamis, 09 Juni 2022

ASAL USUL DANAU KASTOBA (Part 2)

visitbawean01~Cerita Rakyat Bawean

Part 2

                  Sang Patapa Yang Buta



    Para pengawal kerajaan Ratu Jin sili berganti melayani segala kebutuhan burung gagak. Akan tetapi burung terus menerus berbincang tentang ke saktian pohon itu, inilah yang menjadi kelemahan mereka. Seakan hal ini bukan rahasia yang perlu dirahasiakan lagi. inilah kecacatan utamana dari kedua gagak itu.

    Singkat cerita, kemarau panjang menimpa pulau majeti. Suasan panas mentari begitu sangat terasa menyengat. Tumbuhan sekitar pohon kastoba banyak yang meranggas. Satwa liar banyak yang kehausan akibat kekeringan. Nampak dari kejauhan seorang kakek tua renta yang sedang berjalan tertatih - tatih. Dengan tubuh lemah dan kulit yang keriput dia tampak berjalan penuh lelah di raut wajahnya. Kadang dia merabah, terjatuh sempoyongan seakan memohon belas kasihan dari mahluk lainnya.

    Kakek itu terus melanjutkan perjalanannya.  Walau dengan susuh payah. Hingga akhirnya dia sampai dibawah pohon kastoba yang dijaga oleh burung gagak. Kerindangan pohon kastoba itu membuat kakek nyaman berada di bawah pohon ini. Sehingga ia berencana untuk menetap dan melanjutkan pertapaannya guna menyembuhkan kedua matanya yang buta itu. 

    Tanpa terasa waktu siang berganti menjadi waktu senja. Udara sekitarpun berubah semakin sejuk dari awalnya yang terasa menyengat. Kakek tua yang diterpa oleh semilir angin berhembus sepoi - sepoi serta sejuknya suasan hutan membuat sang kakek mulai mengantuk. Sesekali dia menoleh kekanan dan kekiri,  Seolah ada sesuatu yang dia cari. Tanganya merabah kesan kamari untuk mencari tempat yang nyaman untuk bersandar. 

    Ketika ia sudah mendapatkan tempat yang nyaman untuk bersandar. Dia segera membaringkan diri untuk istirahat. Akibat lelah dan letih karena sudah seharian berjalan. Iapun mulai menyandarkan tubuhnya. Akan tetapi, sebelum dia benar - benar terlelap tidur,  antara sadar dan tidak. Sang kakek mendengar suara percakapan yang  terdengar begitu aneh. Rupanya itu bukan berasal dari percakapn manusia, Melainkan dari bangsa burung tepatnya burung gagak yang menjaga pohon kastoba kesayangan Ratu jin. Lalu sang kakek memasang telinganya. Ia menyimak pembicaraan tersebut.

    "Kasihan kakek ini". Kata gagak jantan.

    "Kenapa?". Kata sang betina.

    "Lihatlah disana!. Dia terlihat sangat menderita kebutaan berpuluh-puluh tahun lamanya. Pergi Kesana kemari untuk mencari obat buat kedua matanya". Tambah gagak jantan.

 "Padahal obatnya sanagt mudah. Tinggal petik daun pohon kastoba ini , lalu getahnya di teteskan ke kedua kematanya. Seandainya Ia tau bahwa obatnya sangat mudah. Niscaya dalam waktu singkat dia akan dapat melihat kembali seperti sedia kala. Sambung gagak betina.

    Mendengar percakapan antara kedua burung gagak itu, sang kakek menjadi sangat penasaran. Keinginnannya untuk menyembuhkan matanya semakin bertambah kuat. 

    Hari berganti begitu cepat, sang kakek tetap berada di bawah pohon Kastoba itu guna melanjutkan pertapannya. Namun ketika ia sedang khusuk bertapa percakapan sepasang gagak terus terdengar lagi.

    "Kau masih ingat tentang perkataan dari sang Ratu, bahwa pohon ini memiliki khasiat yang sangat luar biasa untuk semua kehidupan. Oleh karena, itu kita ditugaskan untuk menjaga pohon kastoba ini. Kita tidak boleh lengah dan tetepa menjaga kerahasiannya". Kata gagak betina.

     "Kita jangan menyia-nyaiakan tugas yang mulia ini. Kita harus bekerja dengan sungguh-sungguhdan penuh tanggung jawab. Jika rahasia ini bocor kita akan dikutuk dan di usir jauh dari dari sini". Imbuh gagak betina.

    Kakek yang mendengar pembicaraan sepasang gagak tersebut dibuat keheranan. Dia semakin penasaran akan kebenaran dari yang ia dengar tadi. Terlebih lagi pembicaraan burung gagak itu sangat menggangu tidur sang kakek. Pembicaraannya dilakukan hampir tiap hari. Dia tersinggung karena sudah cukup lama dia mencari obatnya kemana - mana belum jua mendapatkan yang ia cari.

    "Bertahun - tahun dia mencari obat untuk kedua matanya, hingga badannya menjadi kurus kering. Mencari kesana kemari melewati berbagai halangan dan rintangan.  Sekarang sudah sampai ditempatnya dia malah diam saja tak berbuat apa - apa. Bodoh sangat dia". Kata sang gagak betina.

    "Ssssst jangan keras - keras  Nanti dia dengar pembicaraan kita". Gagak jantan.

    Kemudian gagak itu diam sesaat. Sang kakek yang menunggu percakapan kedua burung gagak berikutnya. Semakin heran dan penasaran dibuatnya. Dia merenung sambil berpiki panjang.  Apa mungkin percakapan itu benar atau hanya halusinasi. Sambil memegang kepalanya, ia pun berpikir keras sambil mengingat petunjuk yang dibicarakan tadi.

    Dengan tekad yag kuat, akhirnya ia bangkit dari tempat pertapaanya. Berjalan sambil merabah daun yang dimaksud oleh kedua gagak itu. Setalah ia mendapatkan daun yang ia maksud, kemudian dipetiklah sehelai daun itu. kemudian ia meneteskan ke dua matanaya denga penuh harap.

Bersambung ... .

Apa yang terjadi dengan kedua mata kakek tadi ?

Bagaimana nasib kedua burung gagak itu?

yuk lanjut ke part 3

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar