Kamis, 12 Maret 2020

Hewan Endemik Bawean Paling Langka di Dunia


Hasil gambar untuk gambar hutan bawean

    Akhir - akhir ini babi kutil Bawean mendaka jadi perhatian para ilmuan dan media internasional belakangan ini. Keberadaan babi kutil di Pulau Bawean saat ini diperkirakan hanya tinggal 230 ekor. Sebab itu, jenis babi berkutil ini diduga sebagai spesies paling langka di dunia. Inilah Kutipan sebagaiman yang kami dilansir di laman newsscientist.com beberapa saat lalu.

    Diwaktu siang hari, babi kutil memilih beristirahat di hutan tropis yang ada di Pulau Bawean. Sedcangkan pada saat malam, sekumpulan babi berkeliaran di kebun umbi-umbian milik warga hal ini yang menyababkan keberadaanya begitun menggangu. 

    Babi-babi berkutil Asia Tenggara memenga sering muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran yang beragam. Babi - babi ini sering dianggap sebagai hama. Akan tetapi Sekarang mereka muncul dengan spesies yang berbeda. Adapun yang terbaru adalah babi berkutil di Pulau Bawean dengan nama latin (Sus blouchi).

    Babi jenis ini dikatakan sebagai kerabat dekat kerdil dari babi kutil (Sus verrucosus) yang terdapat di seluruh Asia Tenggara, akan tapi sekarang mereka bermuncul sebagai spesies dalam dirinya sendiri mereka sendiri atau jenis spesies berbeda dari lainnya.

    “Jenis babi ini ukurannya lebih kecil dari sepupunya dan memiliki tiga lobus aroma di belakang kaki depan dan bukan empat seperti ditemukan pada babi Jawa,” kata peneliti Belanda Mark Rademaker, Belanda.

    Rademaker menerbitkan study ekologinya yang pertama dari hewan pada minggu ini. Berdasarkan catatan dari 100 kamera CCTV yang tersebar di beberapa tempat di Pulau Bawean, babi kutil ini diperkirakan mempunyai  populasi berjumlah sekitar 230 ekor.

Perlindungan Babi













    Banyak  hutan tropis di Pulau Bawean yang dinyatakan dilindungi di tahun 1930-an. Akan tetapi, itu dirasa belum cukup untuk membantu melindungi jenis babi kutil, karena sebagian besar mencari makan umbi-umbian di antara kebun atau hutan desa setempat sehingga rentan menjadi buruan warga.

    “Penting hutan lindung untuk babi. Mereka lebih memilih habitat semi-terbuka untuk berkembangbiak. Dari ukuran pulau yang terbilng kecil ini menunjukkan angka babi mungkin jumlahnya tidak lebih tinggi dari hari ini,” imbau Rademaker.

    Walau demikian, ia mengatakan bahwa babi hutan yang saat ini tidak memiliki perlindungan di bawah hukum Indonesia, memenuhi syarat untuk menyandang status hewan yang terancam punah. Bukan hanya babi saja, hewan langka lain di Bawean seperti rusa juga terancam punah keberadaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar