visitbawean01 ~ Asesmen kurikulum Merdeka menuntut kita untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non kognitif siswa. Berikut kami sajikan jenis - jenis asesmen diagnosa.
1. Asesmen Kognitif
Asesmen kognitif bertujuan untuk menguji kemampuan dan capaian pembelajaran bagi setiap peserta didik. Asesmen kognitif bertujuan mengindentifikasi capaian kompetensi peserta didik. Hasil asesmen kognitif akan menjadi dasar pilihan strategi pembelajaran selanjutnya.
Asesmen kognitif dilakukan dalam bentuk remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal dalam proses belajarnya.
2. Asesmen Non Kognitif
Asesmen non kognitif bertujuan untuk mengukur aspek psikologis dan aspek emosional bagi peserta didik. Asesmen non kognitif mengutamakan pada kesejahteraan psikologi dan sosial emosi yang dimiliki peserta didik.
Selain itu, Asesmen non kognitif dilakukan untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarga peserta didik.
Prinsip - Prinsip Asemen dalam Kondisi Khusus
Asesmen dalam Kondisi Khusus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Valid
Asesmen menghasilkan informasi yang sahih dan benar mengenai pencapaian Peserta Didik.
2. Reliabel
Asesmen diharpkan menghasilkan informasi yang konsisten dan dapat dipercaya tentang pencapaian Peserta Didik.
3. Adil
Asesmen yang dilaksanakan tidak merugikan Peserta Didik lainnya.
4. Fleksibel
Asesmen dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Peserta Didik pada Satuan Pendidikan.
5. Otentik
Asesmen bertujuan untuk mencapaian belajar Peserta Didik dalam konteks penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi.
6. Terintegrasi
Asesmen dilaksanakan sebagai bagian dari integral dari kegiatan pembelajaran. Sehingga menghasilkan umpan balik yang bermamfaat untuk memperbaiki proses dan hasil belajar Peserta Didik.
Hasil asesmen selanjutnya digunakan oleh pendidik, Peserta Didik, dan orangtua sebagai umpan balik dalam perbaikan pembelajaran.
Pengertian Asesmen Diagnosis Berkala
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnosis dapat memuat satu atau lebih dari satu topik.
Contoh: asesmen diagnosis untuk matematika kelas V (lima) dapat mengandung topik penjumlahan dan pengurangan, atau semua topik dalam mata pelajaran matematika diantaranya termasuk penjumlahan dan pengurangan, jaring-jaring bangun ruang sederhana, pecahan, dan sejenisnya.
Asesmen Diagnosis Kognitif berkala adalah asesmen diagnosis dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika. Guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran yang baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
Langkah-langkah Asesmen Penilaian Diagnosis Berkala sebagai berikut :
1. Chek list untuk memastikan semua prinsip - prinsip asesmen terpenuhi
- Untuk siswa kelas berapa asesmen itu dibuat?
- Materi apa yang akan dinilai dalam asesmen itu?
- Kapan asesmen akan diberikan pada siswa?
- Dimana asesmen dilakukan?
- Bagaimana cara melakukan asesmen? J
2. Menyusun Instrumen Asesmen Diagnosa
- Topik atau materi apa yang perlu dipahami peserta didik sesuai jenjang.
- Pengetahuan dan keterampilan apa yang perlu dikuasai oleh siswa dari jenjang kelas sebelumnya sebagai prasarat dasar kegiatan pembelajaran di jenjang kelas sekarang.
- Memastikan setiap butir soal yang dipilih akan memberikan informasi tingkat pemahaman siswa.
- Pertanyaan disusun membentuk sebuah lintasan kemampuan yang kontinum.
3. Rencanakan tindak lanjut (RTL)
Tindak lanjut (RTL) disesuaikan dengan aspek yang dinilai pada asesmen. Tindak lanjut pembelajaran mencerminkan tindakan yang relevan dengan kondisi setiap siswa, akomodatif, dan fleksibel yang akan dilakukan.
4. Lakukan secara berkala asesmen
- Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif berkala setiap awal dan setiap akan berganti topik atau materi baru.
- Guru melakukan kegiatan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.
- Guru mengajar tiap -tiap kelompok sesuai dengan tingkat pembelajaran. Guru menyesuaikan setiap aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua siswa di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar