Kondisi sosial ekonomi Secara historis dari perjalanan perekonomian masyarakat bawean, aktivitas perekonomian masyarakat Bawean pada masa dahulu dipengaruhi oleh usaha orang-orang dari Palembang yang bergelar Kemas.
Adapun Marga Kemas yang pertama kali menetap di Bawean bersama keluraganya pada tahun 1876 adalah Kemas Haji Jamaluddin bin Kemas Haji Said. Dalam kesahariannnya beliau sangat ramah terhadap penduduk setempat sehingga beliau dapat diterima dan menyatu dengan ke arifan lokal setempat. Kemas Haji Jamaluddin bin Kemas Haji Said adalah seorang yang berprofesi sebagai pengusaha tekstil dan bahan makanan. Beliau juga menjadi agen perusahaan pelayaran yang mempromosikan pelayaran di Pulau Bawean. Peruhaan pelayaran ini dikelola oleh sebuah kongsi Cina dengan jalur antara Surabaya-Bawean-Banjarmasin-Singapura.
Dulu ada perkebunan kelapa sawit di Bawean juga dimulai atas prakarsa golongan Kemas akan tetapi sekarang sudah tid ada lagi. Mula-mula orang Kemas menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat. Dengan pesatnya mobilitas migrasi masyarakat Bawean ke Malaysia dan Singapura semakin meningkat dari mas ke masa, hal inilah yang membuat banyaknya kaum lelaki Bawean berbondong-bondong meninggalkan Pulau Bawean untuk mengadu nasib atau merantau ke negeri tetangga, maka untuk mensiasati kekurangan tenaga kerja tersebut, mereka mendatangkan pekerja yang berasl dari Madura dan Jawa.
Tepatnhya pada tahun 1927 orang - orang yang bermarga Kemas mendirikan sebuah perusahaan angkutan darat pertama kalinya yang ada di Bawean. Transportasi ini melayani jasa transpot antara Bawean bagian selatan (Sangkapura) dan Bawean bagian utara (Tambak).
Sekarang, orang - orang Kemas tidak lagi berada di puncak kejayaannya. Kondisi ini dimulai ketika terjadi kerisis ekonomi yang melanda Indonesia
Sebagai pengganti untuk melayani hubungan dengan masyarakat Bawean.
Keadaan inilah yang membuat usaha orang-orang Kemas di Bawean menurun. Di samping itu, peraturan pemerintah tentang landreform (1964) membuat golongan Kemas merugi. Keadaan ini kian mempersulit kehidupan mereka yang sudah terbiasa hidup dalam kemewahan.
Pada zaman sekarang golongan kemas memang tidak tampak lagi eksistensinya. Akan tetapi mereka pernah memberi warna tersendiri bagi terciptanya sitem perekonomian, sosial dan aspek lainnya yang cukup membekas. Golongan kemas ini telah membaur menjadi satu dengan penduduk lokal. Menyatu padu membangun sebuah pondasi peradapan tersendisi di Pulau Bawean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar