Jibul Bawean
Jibul merupakan kesenian tradisional Bawean. Jibul merupakan salah satu bentuk seni bercerita yang diiring dengan alat musik berupa rebana yang memiliki ukuran sangat besar. Biasanya jibul itu sendiri dimainkan oleh pemain tunggal yang merangkap membaca syair cerita sekaligus per peran memainkan rebana besar sebagai musik latar pada setiap pertunjuka yang ia mainkan.
Adapaun Syair lagu yang di bacakan adalah Kisah-kisah yang menceritakan tentang perjuangan para tokoh - tokoh agama. Syair jibul banyak diambil dari beberapa kisah para nabi atau tokoh tokoh islam lainnya yang bertemakan syariat ajaran Agama Islam. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kisah perjuangan para nabi dan tokoh - tokoh islam lainnya dalam perjuangan menegakkan syariat islam.
Jibul itu sendiri merupakan salah satu media dakwah yang sangat populer pada masa dahulu. Sambil menghibur para penonton dan penggemarnya, para pemain jibul ini juga sekaligus menyiarkan syariat islam yang ingi ia sampaikan. Sehingga timbulah hubungan Mutualisme antara pemain jibul dan para penonto. Pemain jibul dapat menyampaikan dakwah islam sedangkan penonton atau penggemarnya dapat terhibur dan mendapatkan ilmu dari kisah - kisah yang bacakan oleh pemain jibul.
Konon kesenian jibul itu sendiri diadopsi dari kebudayaan masyarakat Aceh. Dalam setiap pertunjukkannya, jibul akan melantunkan beberapa kisah-kisah Perjuangan para ambiyak, tokoh - tokoh islam, cerita rakyat atau legenda dan beberapa dongeng. Hal ini sangat mirip dengan pementasan yang dilakukan oleh para pendongang terkenal yang berasal Aceh yakni abah PM Toh.
Jibul sangat marak dipentaskan pada tahun 1950-an. Namun sekarang jubul sudah hilang. dan hanya menjadi pertunjukkan pada saat hajatan penganten atau sunatan pada malam hari. Pertunjukan jibul juga biasanya lakukan selepas sholat Isya’ hingga masuk waktu Sholat Subuh atau semalam suntuk.
Semoga saja dalam masa - masa mendatang ini ada generasi muda yang akan melanjutkan dan melestarikan kebudayaan yang satu ini. Agar kelestarian tetap terjaga, sehingga generasi generasi muda mendatang dapat mengenal dan mau melestarikannya jubul ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar