Selasa, 28 Januari 2020

Cerpen Bawean - Puisi Buat Zubaidah



Puisi Buat Zubaidah



Disudut taman tampak dua orang gadis yang sedang bersenda gurau. Mereka saling mencurahkan segala isi hati. melepas kerinduanyang terpendam setelah skian lama berpisah. Maklum mereka adalah dua sahabat yang terpisah sejak kecil. Zubaidah gadis berpakaian merah muda yang duduk di sebelah kanan  menghadap keutara, sambil memegan ranting pohan merupakan gadis yang tinggal di pulau Bawean. Sedangkan Rika dengan kerudung putih yang menjadi hajabnya merantau ke Surabaya mengikuti orang tuanya yang bekerja di salah satu perusahan ternama.Tanpa mereka sadari sepasang mata telah mengawasi tingkah laku mereka

"Prok", tiba-tiba pundak Samion di tepuk dari belakang. Memang sejak tadi dia melongok kearah dua gadis tadi. sehingga dua sahabatnya tidak di hiarukan. Memang sih kalau laki-laki lagi kesensem sama wanita dia akan lupa segalanya. Tak terkecuali Samion.

Jupri dan Acang menoleh kearah kanan. Kemudian Jupri berbisik kepada Acang. "Pantas aja Bro Samion kayak orang - orangan sawah ruapanya dia sedang melihat bidadari". "Dia lihat barang bagus Bro" kata Acang menimpali.

Zubaidah yang merupakan putri kedua dari pasangan bapak Ahmad dain ibu Zainab memang terkenal kecantikannya. Dia adalah bunga desa dimanpungnya. mengalahkan bunga - bunga yang lain, seperti bunga kejora dan bunga Deposito. Selain cantik, dia juga memiliki akhlak yang baik. Ini merupakan Impian semua lelaki yang ada dimuka bumi tak terkecuali Kau. Ia kau, yang sedang baca cerita ini.

Jupri berfikir sejenak, kemudian membisikkan sesuatu ketelinga Acang. Acang mengangguk, sambil menarik tangan Samion. "Yaudah Bro biar kamu tak mati penasaran ayo kita samaperin aja" ajak Acang kepada Samion.

Tanpa pikir panjang, Akhirnya mereka bergegas menuju kearah dua gadis tadi. "Hai mbak".Jupri menyapa Zubaida. Dengan senyum manis Zubaidah menyambut sapaan Jupri. "beremma kabberna, Beras...!" kata Samion Dengan bahasa bawean. Zubaidah menganguk pelan, sedangkan Rika hanya tersenyu aja. maklum dia kurang begitu paham dengan bahasa bawean. Rika diajak ibunya ke Surabaya sejak usia 2 tahun. jarang pulang kampung kebawean.

Mereka saling berkenalan. Tanya nama. Tempat tinggal. Tak lupa tukaran nomer HP. Memang harus gitu biar kita tak kehilangan jejek. Soalanya momen yang kayak gini adalah kesempatan langkah. Bisa - bisa menjadi momen paling bersejarah kalau memeng berjodoh.

Mereka bercanda bersama dengan penuh keakrapan. Tanpa terasa orang - orang yang semula ramai kini hanya tinggal beberapa saja. Ini dikarenakan Hari sudah agak petang. Mereka pun bergegas pulang juga.

Sambil berjalan pulang Zubaidah dan Rika terlihat ngobrol. "Tadi cowok yang berbaju putih itu, siapa namnya?". kata Rika mengawali pembicaraan. "Samion namanya". kata Zubaidah sambil tersimpu. "Koq, kamu ingat". kata Rika. "Dia koq ngomong Beras emang lo mau beli beras, atau dia jualan nasi?". lanjut Rika. "Oh itu, itu bahasa bawean Rika. Beras bawean berarti sehat. bukan beras dalam bahasa Indonesia. Apalagi beras ketan atu bers kencur". lanjut Zubaidah. Mereka tersenyum simpu sambil terus melangkah.

Selang beberapa hari. Samion masih terlihat risau. Rupanya dia masih teringat wajah cantik Zubaidah. Dia terlihat mencari akal, bagaimana caranya bertemu lagi dengan Zubaidah. "ha". tiba tiba terdengar suara Samion sambil menganbil Hpnya yang tergeletak di sudut kamarnya. Dengan Hp ditangannya, dia kemudian terdiam. "Aku telepon aja ya" gumannya dalam hati. "Oh tidak, lidahku pasti gemetar dan tak akan mampu untuk berkata-kata". Tandas Samion. "Yaudah aku kirim Puisi aja". Gumannya dalam hati.

Kata demi kata pun ia tulis, Sehingga menjadi sajak- sajak indah yang penuh makna.

Puisi Buat Zubaidah
Mata ini sulit terpejam
Raga ini Seolah melayang
Karena wajahmu selalu terbayang

Purnama tak sesempurna kecantikanmu
Senja warna jingga tak seelok senyumanmu
Semilir angin tak selembut belaianmu

Kaulah bidadari impian
Kaulah dambaan setiap insan
Kaulah insan yang selalu ku harapkan

Mengapa kau selalu kurindukan
Mengapa kau selalu menari disetiap tatapan
Mengapa diri ini selalu mengharapkan

Apakah kau belahan jiwa
Yang tercipta dari tulang rusukku
Seperti kisah Adam dan Hawa

Tuhan,
Kumohon lepaskan rindu ini
Jadikanlah dia bagian hidupku

Setelah selesai menulis puisinya. Samionpun bergegas mengirimnya lewat WA.

Bersambung....

Bagaimanakan jawaban dari Zubaidah. Mari kita tunggu kisah selanjutnya.

Jangan lupa share dan komen ya...
Semoga bermanfaat.



































Tidak ada komentar:

Posting Komentar